Pertama Kristenisasi, dan Kristenisasi bertugas untuk merusak aqidah
Kedua Orientalisme bertujuan memporak-porandakan pemikiran Islam;
Ketiga Penjajahan untuk melumpuhkan melumpuhkan fisik dan merampas kekayaan alam negara mayoritas islam seperti yang dilkukan oleh sebagian besar negara mayoritas kristen, termasuk negara indonesia tercinta dan kristen yang ada diindonesia merupakan keturunan penghianat bangsa.
kristenisasi, orientatalis dan penjajahan menjadi tiga serangkai, yang tidak dapat dipisahkan. Masing-masing mempunyai tugas untuk menghancurkan umat Islam.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah 32)
Tujuan utama missionaris Zending adalah menyeret orang-orang Islam ke Kristen. Jika hal itu sulit dilakukan, maka akan ditempuh dengan upaya bagaimana cara mengaburkan pengertian Islam bagi kaum muslimin. Misionaris bertindak sebagai antek-antek dan mata-mata penjajah Barat demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh Pendeta Simon, bahwa misionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan umat Islam.
Negara yang pertama kali mengembangkan kristenisasi adalah Belanda, yang pernah menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk gereja dan sekolahan. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya.
tipuan kristenisasi yang terkini, terjadi di Jakarta dan Bekasi pada hari Minggu lalu (18/12/2011). Dengan iming-iming sembako di masjid, lalu ratusan umat diangkut ke gereja dan dipaksa mengikuti kebaktian.
Mulanya,
seorang wanita berusia sekira 55 tahun mendatangi para tukang becak di
Bekasi, Kranji, dan sekitarnya. Wanita berjilbab ini menawarkan bantuan
sembako kepada para tukang becak.
Dengan
senang hati, para tukang becak menerima tawaran ini, karena mereka
dikumpulkan di Masjid Al-Ikhlas Duren Jaya, Bekasi. Setelah menunggu
satu jam, sebuah mobil menjemput mereka.
“Kalau
mau, ngambilnya di Jakarta. Besok ngumpul di Masjid Al-Ikhlas jam 2
siang. Kita naik mobil ke Jakarta,” ujar Jaka (54), salah satu korban
tipuan kristenisasi, menirukan wanita utusan gereja itu.
Tepat
pada waktu yang dijanjikan, 19 orang tukang becak dan para ibu berjilbab
menunggu di Masjid Al-Ikhlas, Ahad (18/12/2011). Setelah menunggu
setengah jam, mereka diangkut ke Jakarta menggunakan angkot Elf 01
jurusan Bekasi-Pulogadung.
Tak
disangka, ternyata rombongan kaum miskin ini diangkut ke sebuah ruko di
kawasan Kelapa Gading. “Pas sampai, saya kaget, kok di ruko? Lalu saya
dan teman-teman disuruh masuk, naik ke lantai tiga” papar Jaka.
Di dalam
gedung yang ternyata adalah gereja itu, sudah berkumpul 700-an orang
yang siap beribadah. Tidak semuanya Kristen, tapi sebagian umat Islam,
karena banyak wanita berjilbab.
Ternyata,
rombongan tukang becak dari Bekasi itu tidak sendirian, ada juga
rombongan umat Islam dari Tanjungpriok, Tipar, Cakung, dan sebagainya.
Mereka juga dijanjikan akan diberi sembako gratis.
Di dalam
ruangan yang ternyata gereja itu, rombongan di suruh duduk di kursi,
berbaur dengan hadirin lainnya untuk mengikuti kebaktian. “Di dalam kami
tidak ngapa-ngapin, cuma disuruh ngikut-ngikutin. Nyanyi-nyanyi dan
berdoa,” jelas Jaka.
Karena
ritual di gereja itu tidak sesuai dengan ajaran agamanya, maka Jaka tak
mau mendengarkan apapun, baik ceramah maupun nyanyian pujian. “Saya gak
dengerin sedikit pun. Saya hanya nunduk aja,” ujar Jaka. “Ajaran Kristen
gak masuk sedikitpun ke hati saya,” tambahnya.
Protes
yang sama dilakukan oleh Ziyad, tukang becak yang terkenal fanatik dalam
Islam. Di dalam gereja, ia melantunkan kalimat-kalimat islami dengan
suara keras, tak peduli siapapun di sekitarnya. “Makanya saya cuma
bilang masya Alloh! Masya Alloh dengan keras! Saya gak peduli di sekitar
saya ada orang Cina dan Batak,” tuturnya.
Penyesalan
serupa juga dirasakan oleh Wasli. Tukang becak warga Kampung Mede
Bekasi ini mengecam pihak gereja yang sudah terang-terangan melecehkan
agamanya.
“Masya
Allah, kayak gini rupanya. Apalagi ini cuman sembako. Dihargai seratus
ribu juga saya gak bakalan datang kalau disuruh ibadah di gereja ginian
mah,” ujar pria berusia 50 tahun itu. “Kalau tahu itu gereja mah, baru
sampai di depannya saya langsung kabur. Ini bukan cari kebenaran tapi
cari neraka!” tambahnya.Meski protes dan berontak, namun Wasli
merasa tak bisa berbuat apa-apa, karena semua tukang becak dan umat
Islam yang sudah masuk gereja itu dilarang keluar sebelum acara berakhir
Semoga umat islam selalau dalam lindungan tuhan yang maha kuasa dari kebejatan dan tipu daya kristen amien