KUALA LUMPUR (voa-islam.com) –
Tiba-tiba nama Pendeta Ouyang Wen Feng menjadi pusat pemberitaan bagi
media di Malaysia. Pasalnya, pendeta homoseksual ini berencana akan
melangsungkan pernikahan dengan pacar prianya. Sungguh ironis, seorang
pendeta yang pekerjaannya memikul salib Kristus, dikenal oleh dunia
bukan karena ajaran kasihnya, tapi justru karena penyimpangan seksual.
Calon pria yang akan dinikahi Pendeta
Ouyang Feng adalah Phineas Newborn, seorang produser teater keturunan
Afro-Amerika yang memiliki kewarganegaraan Amerika dan tinggal di New
York. Rencananya, pesta pernikahan sesama pria itu akan digelar
besar-besaran di Kuala Lumpur, tanggal 31 Agustus mendatang. Saat ini,
meski belum resmi menikah, mereka telah tinggal satu rumah di New York
sejak 24 Juni lalu.
Meski tanggal dan tempat pesta
pernikahannya sudah ditentukan, belum jelas di gereja mana mereka
diberkati, dan siapa pendeta yang memberkati pernikahan homoseks itu.
Pastor yang berpenampilan trendi dengan
tato dan anting ini ingin mendobrak hukum halal-haram dan ketabuan di
negara kelahirannya, Malaysia.
Sejumlah media nasional dan politisi
menyerukan pelarangan pesta tersebut. Negara Malaysia sendiri
mengharamkan homoseksual. Pemerintah juga melarang film dan lagu yang
liriknya mempromosikan kaum LGBT (lesbian, gay, bisexual, and
transgender). Bahkan bagi pelaku sodomi akan mendapatkan ganjaran
hukuman 20 tahun penjara.
Minggu lalu, Menteri Agama Malaysia,
Jamil Khir Baharom menyatakan bahwa pemerintah mengkuatirkan dengan
publikasi yang dilakukan oleh Pendeta Ouyang Feng mengenai
pernikahannya, sekalipun demikian hingga saat ini pemerintah belum
membuat pernyataan resmi atau melakukan tindakan tegas tentang rencana
pendeta yang memiliki gereja kecil di pinggir kota Kuala Lumpur di mana
di antara jemaatnya beberapa juga homoseksual.
Pemerintah Malaysia berpikir bahwa
perkembangan homoseksualitas yang dipromosikan oleh pendeta ini akan
mengguncang sendi-sendi negaranya.
Namun kritikan pedas yang dituai oleh
Pendeta Ouyang Feng tidak membuatnya bergeming dari keinginannya untuk
mewujudkan pernikahan sesama jenis tersebut. Pria berusia 41 tahun yang
merupakan keturunan etnis China ini menyatakan dirinya memiliki hak
untuk berbagi kebahagiannya dengan teman-temannya dengan mengadakan
resepsi pernikahan.
“Saya percaya, saya berhak minimal ini
adalah hak mendasar saya untuk berbagi kebahagiaan dengan teman-teman
dengan makan malam bersama, bahkan di Malaysia,” demikian ungkap Pendeta
Feng melalui email kepada AFP.
Tak hanya tahun ini saja Pendeta Feng
menggegerkan publik dengan perilaku penyimpangan seksualnya. Tahun 2007
Pastor Ouyang dikecam karena membuka gereja untuk kaum homoseksual.
[silum/dbs]